“Masuk Dunia Politik Bukan Hanya
Modal Ngetop Saja”
Menggeluti
dunia kerja seharusnya memiliki kesiapan fisik maupun mental bukan cuma itu
saja dalam suatu pekerjaan juga seharusnya memiliki pengetahuan atau pengalaman
tentang pekerjaan itu sendiri, dan sudah mempersiapkan tanggung jawab untuk
pekerjaan itu, sifat jujur, adil, dan bijaksana seharusnya dapat dimiliki oleh
petinggi-petinggi negara.
Dan tentunya pendidikan juga harus sesuai,
apalagi bekerja didunia politik adalah hal yang sangat serius. Dan pada saat
ini sedang ramai-ramai saat ini artis ingin menjadi caleg karena merasa dirinya
dikenal oleh orang banyak hanya sebatas untuk mencari kekayaan suara. Bahkan
dari salah satu artis yang mencalonkan dirinya ketika ditanya apakah anda
mengerti tentang politik? Jawabannya adalah “saya belajar sambil terjun kedunia
politik” apakah mungkin seseorang yang harus mengelola negara bisa dijadikan
kelinci percobaan atau coba-coba yang dikhawatirkan kalau hal itu menjadi
kenyataan negara kita akan ketinggalan lebih jauh lagi dibanding dengan
negara-negara lain.
Tetapi kita tidak bisa mungkir sebab fakta
menyatakan publik pigurlah yang mendapatkan suara terbanyak, lalu kemudian
bagaimana sebaiknya sikap pemilih yang cerdas? Yang faktanya minoritas, terkadang orang mau bereaksi
tetapi dalam posisi diam.
Didesa untuk mensosialisasikan kandidat
terkendala sebab mereka tetap memiliki perinsip menjatuhkan pilihannya kepada
orang yang memiliki kepopuleran dalam hal ini orang yang memiliki piguralisme
yang dikenal dikalangan umum, sebab ada pepatah sesuatu yang tidak dikenal
sulit untuk menyayanginya. Apakah dengan fenomena semacam ini masih akan tetap
berlaku bahwa suara terbanyak itulah yang terbaik sedang pemilih mayoritas yaitu
pemilih-pemilih yang sumber daya manusia (SDM) yang kadarnya rendah. Hal inilah
tantangan yang harus dipersiapkan oleh orang-orang yang memiliki sumber daya
manusia yang berbobot.
Dan
sayangnya masyarakat awam melihatnya hanya dari sisi sensasi bukan subtansi, yang
tidak mempedulikan pendidikan dengan diiming-imingin popularitas tentu saja
masyarakat lebih memilih orang yang lebih terkenal, sehingga partai-partai
politik manapun mengajak artis-artis untuk dapat mendapatkan kursi terbanyak.
Seolah-olah partai politik itu berlomba-lomba dan mempermainkan bangku politik,
yang memilih artis untuk jadi kandidat yang kita tahu bahwa mereka memiliki
pendidikan yang minim tentang politik tentunya kita tidak ingin dong wakil
rakyat kita adalah orang yang tidak bisa dalam bidang politik yang dimana mereka
adalah calon wakil rakyat, dengan pendidikan yang tinggi dan dasar yang kuat
tentunya untuk kedepannya bisa menjadi kuat sehingga tidak menimbulkan korupsi
atau kesalahan yang nantinya terjadi didalam politik itu sendiri karna mereka
sudah dibekali ilmu yang cukup.
Yang
terjadi saat ini yaitu pendidikan caleg sendiri tidak menjadi sorotan tetapi
yang disorot itu ialah kepopulerannya hal itulah yang menjadi modal utama bagi
seorang artis yang ingin mencalonkan dirinya, faktor pendidikannya bahkan sama
sekali tidak disorot dalam kehidupannya, bahkan kita saja tidak tahu dia
sarjana atau bukan, yang kita tahu hanya popularitas mereka didunia
antertaiment saja tanpa kita tahu popularitasnya didunia politik.
Andai seorang piguralis diusung oleh
masyarakat untuk menjadi seorang pemimpin walau sebatas sensasi tetap mengingat
masyarakat membutuhkan pemimpin yang mereka kenal sebagai kandidat harus
menyadari itu suatu kepercayaan masyarakat yang perlu disyukuri namun untuk
tidak mengecewakan kepercayaan itu kandidat harus mulai menyadari akan
kekurangan didalam keilmuan seorang pemimpin, sebab tidak tertutup kemungkinan
suatu saat berkembangnya pola pikir masyarakat akan bergeser dari sensasi akan
kesubtansi.
Kalau
kita perhatikan para politisi yang selalu kontroversi dalam pemahamannya ada
kemungkinan sistem yang perlu diperbaiki tetapi hal itupun belum tentu
menyelesaikan masalah sebelum diri bagi pemimpin memiliki kepentingan pribadi atau
golongan yang artinya tidak negarawan.
Kalau
saya boleh berpendapat sah-sah saja seorang piguralius menjadi seorang
pemimpin, sebab masyarakat ada diantaranya yang mau mentaati aturan cara
penyampaian tidak harus selalu idealis tetapi perlu bumbu-bumbu dalam hal
mengolah suatu masakan agar sajiannya sesuai keinginan dengan masyarakat.
Ketika
seseorang ingin menjadi politisi harusnya memiliki keterampilan sebagai
politisi juga, bukan popularitas saja yang diutamakan atau mereka masuk kedunia
politik sambil belajar, dunia politikkan bukan ajang untuk coba-coba untuk
mendapatkan suara terbanyak atau fasilitas saja mereka melakukan itu sepertinya
dunia politik bukan seperti itu, ini uang rakyat dan untuk rakyat bukan sebuah
keehidupan mewah saja yang bisa didapat sebagainya para politik bisa lebih
mementingkan urusan rakyat yang tidak terealisasi, tapi sepertinya sulit dengan
kebudayaan yang sekarang yang makin banyak saja artis jadi caleg.
Didalam kehidupan era globalisasi ini mau tidak mau
harus diterima tuntutan masyarakat apresiasinya meningkat, lalu kemudian sebagai
piguralis atau kandidat yang terpilih haruslah tiada hari tanpa inopatif.
Pemimpin yang mau merubah dirinya
sendiri demi masa depan bangsa dan negara saya rasa kehidupan bangsa kita
kedepan akan tercipta aman, tertib, sejahtera, dan damai.
Dan sebaiknya yang disorot itu
sebuah pendidikan bukan kepopuleran semata dan pemerintah serta partai-partai
politik lain yang menginginkan seorang artis jadi caleg sebaiknya melihat
mereka dari sisi pendidikan yang memang sudah menjadi modal untuk bisa menjadi
seorang pemimpin atau pejabat tinggi.
Sebaiknya juga adanya semacam
pelatihan atau pengenalan tentang dunia politik tersebut kepada para kandidat sehingga
itu juga bisa menjadi modal utama bagi meraka yang akan mencalonkan diri
sehingga mereka juga tidak kaget ketika sudah masuk kedalam dunia politik, dan
dunia politik juga tidak menjadi kelinci percobaan, yang dimana mereka hanya
ingin mencoba bagaimana menjadi petinggi negara, tetapi mereka juga harus
mengerti apa itu fungsinya politik ada apa pekerjaan mereka.
Dan pelatihan atau pengenalannya
bisa dilakukan dalam waktu yang dibilang cukup mapan 2-3 tahun mereka mengenal
yang namanya dunia politik baru mereka siap untuk terjun kedunia politi itu
sendiri, dan pemerintah atau partai harus selektif untuk dapat memilih
kandidat-kandidat yang akan maju sebagai wakil rakyat itu sendiri, sepeti
dilihat dari pendidikan dia yang sudah sarjana, tentunya harus berkualitas
jangan hanya kuantitas saja, dan mengandalkan popularitas.
Dan artis juga sah menjadi anggota
politik asalkan saratnya dipenuhi bila seseorang tersebut sudah menyelesaikan seleksi
mekanisme internal partai, dan memenuhi persyaratan administrasi sesuai dengan
aturan, seperti ijazah, kemampuan dan pemahaman dia didalam dunia politik
tersebut.
Siapapun, termasuk artis jika ingin
menjadi caleg harus menyelesaikan penyeleksian tersebut sehingga caleg itu
benar-benar memiliki kualiatas, sebab didalam peraturan pemerintah juga memberi
tanggung jawab kepada partai politik untuk merekrut kandidat secara transparan.
Dan sang artis juga harus melalui
seleksi di KPU nanti seperti uji seleksi kesehatan, ijazah dan usia yang sudah
ditentukan bila seorang tersebut sudah terpenuhi saratnya tentu saja tidak boleh dilarang untuk menjadi kandidat
karna syaratnya sudah dipenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar