Kamis, 11 Juli 2013

Ku Ingin Selamanya



Ku  Ingin Selamanya

            “papih, mau kemana lagi ?? Baru aja malem pulang?? “Tanya Rio pada papihnya saat papihnya akan pergi bertugas sebagai tentara Angkata udara di Manado.
            “Rio papih mau tugas dulu yah !! kamu di sini sama mamih, kakak Riko dan Ocha adikmu ya, nanti papih pasti pulang. Jaga mereka yah oke !! jagoan” Hibur papih Rio.
            “Ah !! Rio cengeng. “ ledek Rio
            “Riko!!” geretak mamih mereka.
            “Rio, gak mau papih pergi, Rio ingin selamanya deket papih.”  Lirih Rio memeluk Papihnya.
            Dengan berat hati papih Rio pergi.
“Omah ini makanan buat bunda yah?? Tanya Alvin polos pada omahnya, saat mereka berziarah kemakam bunda Alvin.
            “iya, Alvin ini Bunda kamu !! Jelas Omah Alvin mengelus rambut Alvin
            “Ehmm Alvin kok gak pernah liat omah??” Omah tersentak.
            “Vin, Bunda kamu meninggal saat melahirkan kamu!! “Jelas omah tenang.
            “Ouhh . . Jadi Alvin yang bunuh Bunda, Pantes kak Vino marah dan benci Alvin.”
“Hussttt kamu ngomong apasih, itu gak bener ini semua takdir Tuhan, Vin.” Jelas Omah Alvin memeluk Alvin.
“Kalo aja Bunda sama-sama kita, mungkin kita akan bahagia. Alvin ingin selamanya dengan Bunda, dan larang Bunda pergi.”
Dear Ozy.
            Ozy!! Maafin ibu yah gak bisa bisa dateng di ulang tahunmu ke 16, ibu masih sibuk kerja di malaysia, ibu gak bisa pulang cepat, tapi ibu udah kirim hadiah buat Ozy, sebuah jam tagan yang Ozy pengen suatu saat nanti Bunda pasti pulang nemuin Ozy, ibu janji zy, sekali lagi maaf ya zy, I Love Ozy ibu.
            “yah, kapan ibu pulang?” tanya Ozy sedih tertunduk.
“Suatu saat nanti pasti ibu pulang. Khu khu khu.” Jelas ayah dengan batuknya, memang sejak 3 tahun yang lalu ayah Ozy difonis terkena kanker paru-paru. Itu sebabnya ibu Ozy menjadi TKW di Malaysia.
“Ayah, ayah gak papakan Ozy mohon jangan tinggalin Ozy, Ozy ingin selamanya dengan ayah dan ibu.” lirih Ozy .

“Ayah, jangan pergi yah!! Lintar gak sanggup hidup tanpa ayah.” Tangis lintar memeluk jasad ayahnya yang telah meninggal karena penyakitnya.
“Lintar,  jangan seperti ini nak !! Bujuk mamah Lintar.
“Tapi Mah, Lintar inget sama pesan papah yang harus jagain mamah, Osa, Olin dan Bastian, Tapi lintar gak sanggup.”
“Sabar Lin.”
“Tapi dengan ini Lintar janji akan jagain mamah dan adik-adik lintar.”Semangat Lintar. Pah, Lintar sebenarnya ingin selamanya sama papah, Lintar gak bisa hidup tanpa papah lintar cinta sama papah. Batin lintar.

Itulah kehidupan ke empat orang sahabat, meskipun mereka keluarga yang berbeda namun mereka tetap berkomitmen untuk bersehabat. Rio berasal dari keluarga yang berbeda, segala kemauan pasti di penuhi sangking terpandangnya Rio, mamihnya melarang Rio bermain dengan sembarang orang, karena itu Rio sembunyi-sembunyi bersahabat dengan Alvin, Ozy dan Lintar.
Masih teringat di benak Rio, saat Rio dan Alvin dalam perjalanan pulang sekolah, tidak sengaja Rio dan Alvin terperangah melihat Ozy dan Lintar ngamen di lampu merah sejak itu Rio dan Alvin kagum dengan kegigihan Ozy dan Lintar, maka Rio dan Alvin memutuskan untuk bersahabat.
Alvin merupakan cucu dari seseorang ibu yang memiliki cafe di mana-mana. Kehidupan Alvin sangat di kekang olehayah dan kakaknya. Walau omah Alvin selalu ela Alvin, namun tetap tidak bisa kehidupan itu yang membuat Alvin dingin, cuek dan semaunya. Hanya Rio, Ozy dan Lintar yang membuatnya bahagia. Berada di samping merekalah Alvin merasa berguna.
Kehidupan Ozy yang penuh tantangan, membuat dia menjadi anak yang tegar dan kuat meskipun kini ia hanya tinggal dengan ayah, tante dan sepupunya Ify, tidak membuat Ozy tergantung pada mereka. Setiap hari Ozy dan Lintar mengamen di lampu merah untuk menghidupi keluarga dan sekolah mereka yang harus terus berjalan, Buktinya Ozy bisa sekolah hingga ia kini duduk di kelas 2 SMA. Dengan menghadapi ayahnya yang sering sakit-sakitan tak membuat Ozy menyerah. Setiap hari Ozy hadapi dengan senyuman.
Kepergian ayah Lintar sangat membuat terpukul hatinya.posisinya sebagai laki-laki satu-satunya yang besar dikeluarganya menjadikan ia tulang punggung keluarga, selain mengamen Lintar harus membantu mamahnya berjualan pisang goreng keliling kampung. Tapi tidak membuat Lintar malu, baginya kebahagiaan mamah dan adik-adiknya adalah terutama. Drmi membahagiakan papah di Surga sana.
“Bro, gue dapet banya nih!!” Seru Alvin, menyodorkan uang hasil ngamennya pada Ozy, Rio dan Lintar.
“Beuuuhhhhh .. keren vin, muka ganteng loe menjual.” Canda Ozy.
“Maksud lo??”
“Sorry Kidding vin.” Tawa Ozy.
“Udah-udah, mending sekarang kita hitung dapat berapa kita hari ini. !!” usul Rio
“Oke !! ayo??” lanjut Lintar merekapun langsung meuju tempat teduh di semak-semak pinggir  jalan.
“Lo dapet berapa, Zy?”
Tanya Lintar, setelah selesai menghitung uang hasil keringatnya.
“Yah, Cuma 30 ribu, mana cukup buat beli makan sama berobat ayah!!” keluh Ozy
“ya udah sabar gue dapet banyak 50 ribu , lumayankan. Memberikan hasil mengamennya.
“Gak usah yo,” tolak Ozy, menggeser uangnya.
“Loh, kenapa udah ambil aja.”
“Kan kata lo, lo mau beli tiket ke manado supaya ketemu papih lo.”
“Idih, apasih Zy!! Udah ambil aja, kalau itu bisa kapan-kapan.”
“Thanks deh yo, tar gue kenalin deh lo, ke Ify.”canda Ozy, membuat Rio salting dan malu.
“Hahahah”
“Apaan sih lo zy?” Bisik Rio, menjitak kepala Ozy.
“Awww. .sakit tuan besar.” Ledek Ozy
“Ahhh, udah kalian lo dapet berapa tar??”
“Lumayan 60 ribu, mamah pasti seneng gue bisa beliin Olin sepatu baru.” Jawab lintar mengangkat halisnya.
“ahh gue dong 70 ribu, keren gak.” Bangga Alvin
“Widiiih, ajieb . . keren lo, emang pantes lo jadi pengamen.” Goda Lintar
“Maksud lo, masa anak pengusaha muda, jadi pengamen.”
“euuhhhh...belagunya selangit.” Ledek Rio
“Hahahah.”
“Udah ini buat lo Zy 20 ribu, buat lo tar 50 ribu jadi adil kan.??”
“Thanks, vin tapi buat Lintar aja deh, kasihankan dia, dia lebih ngebutuhin uang ini, kan kalo satu dikasih sepatu, entar dua ade lo sirik lagi.” Jelas Ozy.
“Thanks Zy, Thanks semua, kalian bener-bener sobat gue.”merekapun berpelukan.
Pasar
“yang mana ya, yang bagus buat olin, osa sama Bastian ?? “tanya Lintar bingung. Lintar memang langsung menuju pasar di temani Ozy. Sedangkan Rio dan Alvin langsung pulang dengan alasan takut di marahi keluarga mereka. Merekapun memakluminya.
“ini aja deh, bagus tahu, ini aja beli.” Usul Ozy.
“Oke!!”
Lintarpun mengambil tiga pasang sepatu yang tidak terlalu mahal.
“kalo gitu  anter gue beli obat yah lin!! Ajak Ozy.
“Oke siap!!”
Setibanya diapotek.
“Bak,beli obat ini ya??” kata Ozy menyodorkan sebuah surat bertulisakan resep obat, yang diberi dokter.
“Oya, bentar ya de !!”
“iya mbak”
Tak lama penjaga apotek itu memberi obatnya.
“Berapa mbak??”
“70 ribu.’
“ahh kok mahal mba, padahal minggu kemaren masih 50 ribu.” Protes Ozy
“Udah naik de.”
“Udah kasih aja uangnya, kasihan ayah kamu udah nunggu lama.” Saran Lintar bisik-bisik.
“ya, makasih mbak!!” jawab Ozy memberi uangnya.
“mudah-mudahan cepet sembuh.”
“Makasih mbak.”
Jawab Ozy dan Lintar
Sesampainya dirumah, lintar langsung kekamar. Olin, Osa dan Bastian. Untuk memberikan sepatu baru untuk mereka dan mereka senang menerimanya.
“Mah, ini ada sisa uang ngamen Lintar, walau Cuma 10 ribu, soalnya sisanya Lintar beliin sepatu beat ade-ade.
            Mamah lintar terharu dan memeluk Lintar.         
“Pah, Lintar sekarang sudah dewasa, sia sepertimu pah, pekerja keras. Pasti kamu bangga sama anakmu.” Lirih mamah Lintar yang masih memeluk Lintar itu.
“Zy , ini uang titipan mamah kamu??” kata Ify menyodorkan amplop besar berisi uag yang cukup banyak.
            “Oya Fy, makasih ya!” Jawab Ozy
            “Tante ini uang buat tante.” Kata Ozy memberikan sebagian uangnya untuk tantenya.
            “Ya ampun!! Gak usah Zy.” Bantah tante Ozy.
            “Iya Zy. Ibu bener.”
            “Gak, tante !! selama ini Ozy dan ayah selalu ngerepotin tante, waktunya Ozy balas budi.”
            “Makasih Zy.” Tante Ozy dan Ify terseyum dibalas dengan senyum Ozy.

            “Dari mana kamu??” tanya mamih Rio, saat Riu menyeludup pulang kerumah.
“ehh, mamih, nggak tadi Rio abis maen.mamih gimana, sehatkan??” rayu Rio mencium pipi mamihnya.
            “kamu, yo yo memang bisa bikin mamih seneng.” Balas mamih Rio mencium pipi Rio.
“Boong mah, Riko tadi lia, Rio ngamen lagi sama Alvin dan temen-temen jalananya. “Sambung Riko yang selalu sinis pada Rio.
            “Maksud kak Riko apa??”
            “Alah, gak usah belaga bodoh deh!! Gue tau lo tadi sama anak-anak jalanan.”
            “Bener yo??” Tanya mamih Rio mulai kesal.
            “I.. i.. ya mih.” Jawab Rio gugup.
“Rio, mamihkan udah bilang sama kamu jangan deket-deket sama anak-anak jalanan itu lagi, nanti apa kata orang.??” Ujar mamihnya
“Kenapa sih mih?? Mamih selalu pikirin diri mamih sendiri, emang apasalahnya sih mah kalo Rio berteman sama mereka??. Mamih kejam.” Kata Rio tidak terima lalu berjalan cepat menuju kamarnya yang ada di lantai atas.
            “Rio. . mamih belum selesei ngomong.”
            “Udah mih Rio capek sama sikap mamih yang egois.”
            “itu tuh anak kebanggaan mamih.” Sinis Riko pergi.
            “Alvin, buka pintunya dong nak!! Ini omah.” Kata omah memanggil Alvin yang sejak pulang tadi mengurung dirinya dikamar karena cercaan kakak dan ayahnya.
            “Alvin gak mau keluar.” Jawab Alvin sekenannya.
            “Vin, ayo dong vin Jangan kaya gini.” Bujuk omah terus- menerus. Sampee Alvin membuka pintu kamarnya dan memandang sedih omahnya.
            “Vin, cucuku. . tabah nak.”
            Alvin mengangguk di pelukan omanya.
            “Omah akan selalu belain Alvin kan??”
            “Pasti nak, sampe kapanpun omah akan selalu belain kamu.”
            Pagi ini cuaca sangat cerah secerah mentari yang bersinar terang. Andai hari ini akan selalu terulang, hari dimana Ozy,Rio, Lintar dan Alvin bersama-sama setelah pulang sekolah. Mereka memang sekolah disekolah yang berbeda.
            “Tar, Zy” Teriak Rio dan Alvin dari motor sport mereka.
            “Westtt, Bro !! mau kemana nih?? Tanya Ozy menghampiri disusul Lintar.
            “Ya, mau jemput kalian lah!!” Jawab Rio,
            “Naik motor ini??” tanya Ozy polos
            “Bukan naik gerobak, ya iiyalah naik motor ini.” Jawab Rio kesal, tapi tiba-tiba pandangannya terpaku pada seorang gadis yang berjalan di depannya.
            “Hii Ify !!” seru Rio, tersenyum ramah dibalas senyum Ify.
            “ehh . . Rio hi juga.” Jawab Ify
            “ehh cewek lagi.” Ledek Lintar, disusun tawa yang lainnya.
            “Bebas dong!! Iya gak Vin??” pungkas Rio mencari pembelaan.
            “Iya kali.” Jawab Alvin ketus
            “Beuuhhhh . . “ Respon Rio.
            “ya, udah Ify pulang duluan yah”
            “iya, Fy” jawab Rio
            “Udah, pikiranya cewe mulu, ayo zy naik motor gue!!” Pinta Alvin
            “Weh, Gue ??” tanya Lintar bingung.
            “ye, sama gue lah, mau desek-desekan dimoror Alvin.” Omel Rio
            “iye, sabar pak.”
            Motor yang dilajukan Rio dan Alvin melaju dengan cepat, hingga berhenti disuatu taman yang indah.
            “Uju. . buuaahh . . keren.” Kagum Ozy memandang langit dan keindahal di depannya.
            “ooo so pasti iya ngga vin??”
            “Maksudnya apa nih??” Tanya Lintar
            “Ini bakalan jadi best camp kita.”
            “What serius vin?”
            “Iya”
            “Ayo, kita naik rumah pohonny! “ Ajak Rio, merekapun nurut.
            “Disini kita bisa liat pemandangan lebih indah.” Kagum Ozy, nongkrong dibalkon rumah pohon.
            “Foto-foto yuk?” ajak Rio”
            “Ayo.”
            Merekapun langsung memasang fose-fose yang unik, lucu dan ngegemesin. Apalagi Ozy.
            “Hhhhhahaahhhaa. Zy lo udah mirip” ledek Lintar
            “waahh sialan lu gua tau maksud lu apa, sekeren gini lo sama-samain wahhh.”
            “hahahah canda Zy hhha.”
            “upppzz jam berapa nih kita harus ngamane ayoo.”
            “oiya ayo”
            “eiitttss gak bisa, kalian gak boleh pergi dulu sekarang kalian duduk dulu dan buka kotak itu” ujar Alvin.
            “apanih??” lanjut Rio
            Saat mereka membukanya ternyata isi kotak itu adalah uang yang banyak dan sudah tersusun rapih.
            “Apaan nih” tanya Lintar marah
            “Tar ini uang.” Jawab Rio
            “gue tau ini uang, gue tau,tapi ngapain kalian ngasih uang ini sama kita hah?? Kalian ngeremihin kita berdua, kita gak butuh duit ini hah kita bisa cari duit sendiri tanpa nerima blaskasihan dari kalian, ternyata emang bener yah orang kaya seperti kalian itu Cuma bisa ngandelin orang tua.” Bentak  Lintar
            “Asal lo tau yah ini bukan duit dari ortu kita.” Bantah Rio
            “Alah, mana mungkin.
            Sejak itu persahabatan mereka terpecah belah setiap hari mereka lalui dengan melamun,seolah hidup mereka hilang entah kemana.
            “Vin?? Ngapain bengong mulu??” tanya Oik teman sekelas Alvin yang menyimpan perhatian sama Alvin sejak lama.
            “Gue,gak tau ik!! Gue bingung.” Pangtkas Alvin.
            “Vin, kalo ada masalah bilang dong, cerita-cerita gitu ma gua”.
            “Gue gak bisa cerita ik. Sorry!!!”
            “Iya, Oke!! Aku ngerti.” Tiba-tiba Rio ngeloyor didepan mereka.
            “Yo !! Panggil Alvin, Riopun menoleh lemas.
“Yo !! gue tahu lo, kehilangankan sama lintar, dan Ozy, gue juga kaya gitu, jadi gue mohon sama lo baikan sama lintar.
Rio pun duduk dibawah pohon memandangi foto mereka yang penuh senyum dan tawa dibalkkon rumah pohon.
“Tapi Vin !! lo tahukan Lintar orangnya keras kepala.”
“Tapi Yo apa salanya sih minta maaf dulu.
“iya yah oke deh gue coba.”
Mereka tersenyum penuh haru.

Kuingin selamanya ada disampingmu menyayangi dirimu sampai waktu kan memanggilku.

Suara Ozy  dan Lintar sedang menyanyi, tanpa semangat mereka duduk ditrotoar.
Kuingin selamanya mencintai dirimu hingga saatku akan menutup mata dan hidupku.” Lanjut Rio dan Alvin.
”Rio!! Alvin !! Teriak Ozy senang,senyuman dan kehangatan  mereka kini kembali lagi hadir, Rio dan Lintar saling memandan satu sama lain dan merekapun berpelukan.
“Nah gitu dong.” Lanjut Ozy dan Alvin berangkulan.
Ku tak akan bisa
Ku tak akan bisa
Menjauh darimu
Sepanjang hidupku.
O oooooooo
“Hahahahah”

Hujan rintik disertai cerahnya matahari membuat suasana sore itu bening, air yang mengalir menyapu semua eaunan yang ada di depan rumah pohon Alvin Lintar Ozy
“Guys !! ada pelangi.”seru Lintar yang berdiri dibalkon.
“Orya !! keren.” Lannjut Rio.
“Andai aja kita bisa gapai pelangi itu.” Khayal Ozy
“Huuuu, tak mungin” gerutu mereka.
“ehh . . gue pengen tahu cita-cita kalian apa ?? “ tanya Alvin
“gue, kalau gue pengen jadi penasehat hukum atau pengacara gitu deh, supaya gue bisa nolongi orang yang tertidas.” Jelas Rio.
“WessAjiieebb, kqlau gue pengen jadi seseorang yang dermawan,menjadi seorang dokter biar bisa bantu orang yang lemah dan butuh pertolongan dan juga kelak aku bisa nolong ayah dari penyakkitnya.” Ucap Ozy tertunduk sedih.
“lo pasti bisa, kalau gue pengen jadi seorang pengusaha muda supaya bisa bantu mamah sam ae gue.” Pangkas Limtar
“Gue pengen jadi seorang penghibur ??
“maksud lo vin??”tanya mereka bebarengan
“Wessttt sabar maksud gue, gue pengen jadi orang yang selalu bikin orang tersenyum, agar gak ada kesedihan lagi alias penyanyi.
“ooohh ”
“Bulet, atau donat.”
“hhhahahah, bisa ngelucu juga dia.” Ledek Ozy.
“Ozy, Ozy . . . !!! ayah kamu Zy . ..!!!
Tawa merekapun berhenti tatkala menengar teriakan Ify, dibawah rumah pohon mereka, Ozy dan kawan-kawanpun menoleh kebawah.
“Ify, ada apa ?? ada apa dengan ayah ?
“ ayah kamu Zy dia masuk rumah sakit, penyakitnya kambuh lagi.”
“Astagfirullah alazim., yang bener??
“iya yo, ayo kita kerumamh sakit.”
Merekapun berlari kerumah sakit, sesampainya dirumah sakit mereka harus menunggu pemeriksaan dari dokter, ada mamah dan adik-adik lintar juga disana.
Malam telah tiba Rio, Alvin belum bisa pulang, mereka masih khawatir dengan Ozy. Rio dan Alvin segera menelpon keluarganya, tak lama kemudian keluarga mereka juga datang, bukan rasa prihatin yang di ungkapkan namun keributan yang terjadi.
“Rio ngapain kamu di sini !!” Teriak mami Rio di ikuti Riko
“Mamih,kak Riko.”
“Ayo pulang !!” perintah mamih Rio marah, semua orang yang ada di sana hanya melihat bingung.
“Gak mih !! Rio mau disini.”
“Rio sekarang kamu udah mulai ngelawan mamih yah”
“ini kan mih akibat gaul sama anak-anak jalanan itu.” Ujar Riko
“mamih, kakak kalian apa-apaan sih.”
“ya ampun bu, ibu memang mamihnya Rio,tapi ibu juga sebaiknya tidak berhak untuk mengatur hidup dia terlalu jauh, mereka juga punya prefesi.” Jawab mamah Lintar
“Tahu apa anda soal Prefesi, anda hanya orang miskin.”
“Mamihh.” Protes Rio
“Kamu juga Vin ngapain kamu disini ??” Omel ayah Alvin.
“Kayaknya ayah gak usah terlalu pusing, ayah juga gak perah mikirin Alvinkan, ayah Cuma sibuk dengan pekerjaan ayah, ayah sibuk marahin alvin, dengan hal yang gak Alvin lakuin.”
“Justru ayah pengen nyelametin kamu, agak orang yang ada dideket kamu tidak terbawa sial kamu kan anak sial, kamu udah bunuh bunda kamu sendiri.”
“Ayah !! Rintih Alvin
“Astagfirullah pak, gak ada yang namanya anak sial, semua makhluk di ciptakan sama !! Protes tante Ozy
“Tahu apa kamu tentang keluarga saya, ayo Alvin kita pulang.”
“Alvin benci sama ayah.”
“plakkk.” Suara tangan yang menempel di pipi Alvin.
Semua tercengang atas perlakuan ayahnya.
“cukup, cukup, semuanya berhenti !! sekarang kalian pergi dari sini, ini bukan saatnya yang tepat buat mempermasalahin semuanya.
“Zy.” Kata Rio
“Pergi.” Hentakan Ozy sambil mengeluarkan Air mata.
Kini hanya air mata yang teercipta, tangis tak henti keluar dari mata Ozy, Rio, Lintar dan Alvin.
Satu minggu berlalu, persahabatan mereka kini hancur. Sehancur hati Ozy karena ia harus menerima kenyataan bahwa ayahnya meninggal, Rasa haru terpancar dari semua orang yang datang. Ozy tersungur di depan jasad ayahnya.
“Ayah !!kenapa ayah tinggalin Ozy, ayah janji sama Ozykan untuk slalu selamanya dengan Ozy, tapi kenapa ayah ingkarin itu, Ozy mohon bangun yah !! Bangun !! Rengek Ozy tak henti-hentinya.
“Ozy !! panggil seorang wanita yang ternyata ibu Ozy
“Ibu !! ngapain ibu kesini Ozy dan Ayah gak butuh Ibu !!” kata Ozy marah, kesal, dan sedih.
“Ozy maafin ibu nak.”
“maaf, ibu pikir dengan kata maaf bisa ngembaliin ayah dimana ibu saat hari terakhir ayah dimana bu ??”lanjut oji kecewa.
“Ibu tahu nak ibu salah salah, tapi ibu juga ikut sedih, bahkan lebih sedih dari amu Zy.” Jelas ibu Ozy, Ozy tak dapat berbicacra apa-apa, Ozy langsung memeluk ibunya Erat, dipelukan itu Ozy dapat menumpahkan kesedihannya.
Pemakamanpun berlangsung hikmat, disudut  nan jauh terlihat mamih,papih, daan kak Rio dan Rio datang.
“Mamih liatkan, apa yang mami liat, mereka bukan orang yang mamih pikit, bukan mih.” Jelas Rio, mamih Rio mengeluarkan air mata.
“Sabar mih, sekarang yang harus kita lakukan, kita harus minta maaf.” Pinta papih Rio memang papih Rio sudah pulang dan hal itu yang membuat Rio senang. Merekapun mendekati Ozy dan keluarganya.
“Zy.” Panggil Rio pelan
“Ngapain lo kesini?? Tanya Ozy sinis
“Zy, gue mohon jangan marah, gue tahu gue salah.”
“Udah deh orang kaya seperti kalian mana peduli sama orang miskin kaya gue hah.”
“nak maafin tante nak tante keterlaluan sama kamu dan temen kamu, tante baru sadar gak ada yang berbeda semua dimata Allah kita sama. Nak tante juga sadar tante terlalu egois.” Ucap mamih Rio
“Ozy juga sebenarnya udah maafin tante dan keluarga Ozy Cuma pengen kasih pengertian aja kalo orang seperti Ozy ini gak seperti yang diucapin tante.” Mereka tersenyum dan 4 sahabat itu berpelukan.
Setahun kemudian kini tak ada lagi kesedihan yang terpancar diwajahnya adalah kebahagiaan. Sebahaga ke empat sahabat yang melaksanakan kelulusan kelas 3 SMA di sekolah Rio dan Alvin. Setelah sebelumnya kelulusab disekolah Lintar dan Ozy.
“Waktunya kita tampil.” Seru Rio
“iyah dek-dekan gue.” Balas Alvin
Mereka memang aan tampik bernyanyi Vokal grup persembahan dari mereka.
“Kita sambut, Alvin,Rio,Ozy dan Lintar.”
“Uuuuuuuuuuuuu” sorak sorai semua siswa tidak sabar.
Kuingin selamanya
Ada disampingmu
Menyayangi dirimu sampai waktukan memanggilku.
Kuingin selamanya mencintai dirimu
Hingga saat ku akan menutup mata dan hidupku


Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar